Senin, 27 Juni 2011

Would You Be My Girl..??


Hari ini adalah hari yang jauh-jauh hari telah aku impikan tapi tanpa draft susunan rencana. Aku bertekad untuk nembak dia hari ini. Dengan gugup, penasaran, cinta yang bergelora, mulut yang bau selangkangan kebo’, dan sekilo kotoran yang nempel di mata aku bangun dari tempat peristirahatanku dan ku mulai hari ini.
~~J~~

Saat itu kami sedang ngumpul di rumah Yanti. Selepas dari masa UN (Ujian Nasional), suasana-suasana seperti ini jadi terasa sedikit berbeda. Terasa lebih hikmad. Mungkin penyebabnya adalah kerinduan akan masa-masa indah di sekolah sudah jarang dan sulit di dapat. Mungkin hampir sama langkanya seperti BBM saat ini. Hal yang sebenarnya tak lucu pun jadi terasa sangat nagakak. Contoh saat kedol kentut pas Yanti bawa’in minuman, semua pada ngakak yang gak wajar. Aku sendiri sangat bingung dengan mereka. Kenapa bisa tertawa selepas itu? Belum pernah aku ngeliat orang yang bisa sebahagia itu saat di kentutin. Seakan ada keriduan yang besar pada sebuah kentut murni yang berasal dari seputaran lingkaran lobang berbulu di bokong Kedol. Apa ini tanda-tanda akhir zaman?

Sekitar 7-10 menit tawa gara-gara kentut super Kedol itu baru berakhir. Tapi baunya baru hilang setelah SBY pensiun. Sebuah respon yang berlebihan tentunya. Hanya karena kentut, mereka cekikikan berdurasi 10 menit. Padahal kentut Kedol masih dalam kategori standart. Aku pun bisa kentut yang jauh lebih dahsyat dari itu. Dengan 7 aroma terapi lagi. Kalo aja kejadian itu diabadikan trus di upload ke youtube, aku yakin bisa ngalahin pamor Briptu Norman. Dunia sebentar lagi akan kiamat! Kentut akan jadi sesuatu yang berharga. Kalo biasanya bapak-bapak yang baru keluar dari Mall sehabis belanja ama anak bininye di samperin pengemis minta-minta,
`Huh, dasar pengemis! Dut, pret..!! si pengemis di kentutin dengan tragis.
Tapi sekarang, kejadiannya jadi beda. Kira-kira gini, bapak dan anak bini’nye keluar dari Mall, trus dateng pengemis minta-minta,
`Kasian pak! Kentutnya pak! Udah dua hari kagak di kentutin pak!
Trus si bapak yang baru keluar belanja dari Mall ama istri dan anak-anaknya ngentutin tu bapak pengemis tepat pada wajah usangnya dengan profesional dan sangat manusiawi satu persatu secara bergantian. Tampak keikhlasan yang sangat mendalam di raut wajah si bapak dan anak istrinya. Sesaat setelah si bapak pengemis di kentutin, dia tersenyum merasa sangat bahagia seperti melayang-layang di surga. Mudah-mudahan kejadian itu tidak akan pernah beneran terjadi. Amin!

            Setengah jam lamanya setelah tragedi kentut itu berlangsung, aku dapet sms dari Do’i :
`Bi, jemput yach! Udah ready nich!
Hampir aja sesuatu yang jadi target utama hari ini terlupakan olehku. Untung aja saat kejadian itu, perempuan idaman ku belum ku sampek berada di tempat. Aku tak rela bila Ia merasakan sensasi kentut kedol. Akhirnya dengan hati yang berbinar-binar, aku sangat bersemangat untuk menjemputnya.

            Sekitar 3 kilometer panjangnya jalanan aku susuri untuk sampai kerumahnya. Tapi di sepanjang jalan aku belum bisa berhenti melupakan sensasi kentut Kedol. Tak butuh waktu yang lama untuk sampai ke rumahnya. Di balik celah pintu yang tak terbuka sepenuhnya, samar tapi pasti dapat ku lihat dia muncul. Ia keluar dengan baju kaos santai (artinya bajunya gak ribet kayak misalnya bajunya berlampu dan ada wii fi-nya) berwarna putih dengan celana pendek berwarna cream. Dengan rambut lebat berwarna hitamnya yang di ikat ekor serigala, dia jadi terlihat sangat cantik dan dengan pasti mengisyaratkan siap berangkat. Dia awali melangkah keluar dari pintu rumah dengan senyum manis khas nya dan menatap mantap tepat ke arah ku tapi tak meninggalkan sipu malu sebagaimana seharusnya perempuan. Senyuman yang selalu bisa membuat aku tergagap di depan dia. Senyuman yang selalu bisa buat aku menarik napas yang panjang untuk bisa mendekati dia. Sedikit demi sedikit dia semakin mendekat. Aroma harum dengan cepat menyusup ke dalam hidung. Aku mengenal pasti baunya, ini bukan sensasi kentut Kedol! Aromanya sangat enak, berbeda jauh dengan sebuah kentut. Ini adalah aroma tubuhnya. Aroma parfume bercampur aroma tubuhnya (artinya parfume+ketek do’i) yang khas dan tak pernah berubah. Sesaat rasanya waktu seakan berhenti. Pohon jambu air yang tumbuh subur di halaman rumahnya tepat di belakangku seakan berubah jadi pohon sakura. Daunnya, bukan batangnya, berguguran dan jatuh berlambaian perlahan disekitarku secara perlahan. Seperti biasa, aku selalu lemas ketika telah berhadapan dengannya. Aku jadi merasa semakin jauh jatuh dalam cinta. Cinta.

`Ayo’ bi, berangkat!, do’i mengawali sapa.
Aku tersentak dan berhenti mengaguminya sesaat. Aku pamitan dengan orang tuanya. Kami pun berangkat dengan bahagia. Dengan perasaan yang sejuk di dalam sukma. Aku berharap hari ini poros putaran bumi akan sedikit macet, agar hari berlalu sedikit lamban dari biasanya. Agar aku bisa merasakan bahagia ini sedikit lebih lama.

Aku mengendarai motor sederhana ini dengan kecepatan yang tak bisa di hitung dengan speedometer, tapi hanya dengan jari. Ya, aku berjalan dengan lambat seperti adegan slowmotion pada adengan film. Atau tayangan replay saat seorang pemain mencetak sebuah gol pada pertandingan sepak bola. Saking kelamaan jalan, pas aku sampek di rumah Yanti aku liat mereka udah terbungkus kain kafan. Dan adik si Yanti paling bontot yang tadinya belum punya bulu ketek, sekarang malah keteknya udah beruban.

`Lama kali klen balik? Jemput kerumah ato ke Aljazair?’ Yanti comment.
`Aku ini pria bertanggung jawab. Aku jalan dengan penuh hati-hati donk, biar pergi utuh, pulang pun utuh! Anak gadis orang ni say..!’ aku membela diri sekalian cari muka didepan do’i.
Do’i cuma senyum-senyum aja kearah ku. Aku pun membalas dengan senyum yang gak kalah manisnya. Oh God, i realy fallin’ in Love...!!!!

            Ketawa di lanjutin mengiringi berjalannya waktu. Do’a ku tak terkabul hari ini. Waktu tak berjalan lambat. Dunia malah terasa berputar lebih cepat dari biasanya. Tak terasa jadwal jaga mentari telah habis, dan hampir berganti shift dengan rembulan. Semuanya bergegas pulang. Kedol bergegas kentut. Do’i bersiap untuk ku anter pulang. Setelah berpamitan dengan orang tua Yanti, kami pun berpencar. Ayu, Chintya, dan Deby langsung pulang kearah rumah. Pian, Aris, kedol, gepenk, dan Abib pergi ke jalan yang lurus. Yanti, bokap, nyokap, dan adiknya gak pergi kemana-mana (yaeyalah, rumahnya di sono). Aku sendiri akan menempuh 3 km lagi untuk nganter do’i pulang.

            Aku menelusuri jalan yang sama dengan jalan saat menjemputnya tadi siang. Karena hujan sedikit gerimis, do’i jadi lebih memilih lebih banyak diam dan tidak secerewet biasanya. Dia hanya berlindung dari hujan di balik tubuhku yang tipis ini. Sedangkan aku sedang mengalami dilema dalam fikiran. Yang berputar-putar di otak kecil ini. Nembak. Tapi terasa sangat berat. Takut. Bukan takut di tolak, itu mah udah biasa. Takut aja nanti pas nembak, waktu aku bilang,
            “Emmhh, sebenernya.. anu.. aku suka’ lo sama kamu”, aku nembak.
Do’i shock sejenak karena kaget lalu melajutkan ketawa’ “hahahahaha... Bibi, lucu de. Aku ucapin banyak terima kasih karena udah ngasi perhatian lebih ama aku. Tapi bi, masalahnya aku ini bukan reptil betina!”.
Tragis kan? Masak aku di anggep seekor kadal jantan! Hal itu yang bikin aku bingung dan berat buat nembak.

            Aku nge-gas motor sangat lamban. Lebih lamban daripada saat berangkat tadi. Hal itu sengaja aku lakukan untuk mempersiapkan diri, menguatkan hati untuk mengucapkan kata-kata gombal yang tepat dan romantis. Jangan sampai di hari yang sakral ini gagal karena sifat lugas dan to the point ku sendiri gara-gara mengucapkan hal-hal yang gak penting. Kayak misalnya,
“Hey, kamu cantik. Aku sukak. Kita pacaran yuk!” aku nembak dengan pasang gaya Elfis Prasley.
Do’i jawab dengan gaya Lara Croft, “Ehh kuning telor, kow pikir kow tu sapa?”
“Bhibie..!!” aku jawab enteng.
“Gak da otak kow y!” hiiiyaaa.. PUUMM.. BRURK.. POOWW.. GUBRAKK...!!! Aku di pukul ampek pingsan. Trus di sekap, dan di siksa di sebuah ruangan yang tak berpenghuni di tengah hutan. Biar lebih menyiksa, do’i nikamin bagian perutku pakek sendok. Awalnya aku cuma ketawa-tawa aja kegelian. Tapi lama-kelamaan, perut jadi memerah, berbirat, luka, berdarah, bolong, sampek usus keluar. Serem kan?

            Akhirnya tekadku bulat. Dengan segala kemampuanku aku pun nembak do’i.
            “hmmmhh... Aku mau ngomong sesuatu!” aku mulai dengan ragu.
            “Yaa, apa..??” do’i ngelanjutin.
            “mmmhh... anu.. itu.. apa..” Gila’, aku nevous berat!
Do’i tampaknya telah menyadari suatu hari hal ini akan terjadi. Dia tampak telah sangat siap dan mengerti harus melakukan apa saat itu. Dengan memegang lembut pundakku, dan mengubah posisi duduknya dengan sedikit menarik sedikit kedepan lebih merapatkan diri ke tubuhku, tak lupa dia merapatkan kepalanya yang tadinya berlindung di belakang punggungku kini bertengger diatas pundakku membiarkan wajahnya di terpa gerimisnya hujan. Sesekali pipi kita bersentuhan karena di guncang motor yang bergoyang. Dengan enteng dia meringankan aku dengan ucapannya,
“Udah ngomomg aja. Gak papa kok!”
 Oh God, apakah ini indikasi bahwa dia juga suka’ sama aku? Aku jadi lebih PeDe.
            “Sebenernya aku suka’ sama kamu!” Aku shock sebentar.
            “Mmm..???? Apa..???” Do’i minta aku ngulangin kalimat tadi dengan sedikit terkejut.
Mampussshh, aku tambah shock. Aku cuma diem. Sunyi.
            “aku pengen kita jalan lebih dari kaya sekarang.” aku coba mulai lagi.
Sunyi lagi.

Aku liat rumah nya sudah tak jauh lagi. Gangnya sudah terlihat. Tinggal masuk gang, sekitar 500 meter kedalam gang, maka kami akan sampai ke rumahya. Jadi aku mendesak do’i agar dia segera memberi kejelasan. Tapi dia masih diam. Aku udah tertunduk pasrah. Saat mengangkat kepala, kami telah sampe’ kerumahnya. Dia turun dari motor sambil bilang, “Makasi ya Bi!” Itu saja. Aku bengong. Aku gagal. Aku tertunduk. Dia berlalu begitu saja tanpa memberi jawaban. Sekarang dia telah memunggungiku dan berjalan masuk kerumah. Aku telah habis. Ku putar arah motor hendak pulang dengan kekecewaan dengan tetap melihat harapan kearahnya. Sekitar lima langkah do’i telah berjalan, tiba-tiba aku liat dia berhenti begitu saja. Aku berhenti. Perlahan dia membalikkan badannya kearahku.
“Bi, masalah yang tadi, nanti aku kabarin jawabannya ya!” do’i berkata singkat.
Dia melemparkan senyum itu lagi kearahku sebelum kembali berjalan dan meninggalkan aku masuk kedalam rumahnya. Aku pun membalas dengan senyum terindah yang aku punya. Yup, dia berhasil menjebak aku. dia berhasil membuat aku penasaran.

~~©J©~~

            Perempuan memang makhluk paling buas sedunia. Kok bisa-bisanya aku suka ama makhluk yang paling buas di dunia. Dengan sebuah kata saja sudah cukup membuat aku seperti orang yang OD karena drugs. Aku guling-guling di kamar nungguin kabar dari do’i. Saking sakaunya, aku merayap-rayap di kolong kasur ala militer biar gak gugup dan nurunin rasa penaaran. Denger ada ribut di lante atas (tepatnya di kamarku), emak dateng kekamar sambil nge-rap. Sekerdar informasi, Emakku itu jago nge-rap loh. Lebih tepatnya, jago nge-rap+et. Lebih spesifiknya lagi Emak ku jago NGEREPET.
Trrrrr...grrrrrr....ngiiiiiinnnggggg....cluttt..cluttt...wuuussshhhh....
Aku di repetin secara bertubi-tubi, aku sih cuma diem aja. Kalo aku ngomong sedikit aja, bisa tambah parah. Soalnya Emak itu paling ahli dalam hal nge-rap. Sekali Emak nge-rap satu provinsi bisa denger. Ini gak bisa di biarin, kalo di biarin lebih lama bisa-bisa bapak gubernur yang terhormat bisa datengin rumah ku memprotes Emak yang telah mengganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat Provinsi Sumatera Utara. Yaudah, demi kenyamanan bersama, aku pun ninggalin emak dengan alasan mau mandi. Finally, aku mandi, Emak berenti merepet, bapak gubernur SUMUT yang terhormat enggak jadi datengin rumahku.

            Selesai mandi, hal yang pertama aku kejar adalah hape. Aku lari-larian dari kamar mandi, langsung ngambil hape. Aku lirik hape, “1 massage. Wah, apa itu dari do’i?” Aku buka pelan-pelan.  Ternyata emank do’i. Mampuss, aku jadi tambah demam panggung bertanya-tanya kira-kira jawaban “YA” atau jawaban “TIDAK” yang aku terima? Aku narik napas panjang, sekitar 30 menit. Setelah itu aku meninggal kekurangan oksigen. Alaaahh, masak ending nya jelek amat. Oke, kita ralat. Aku narik nafas panjang, aku buang pelan-pelan melalui dubur. Hemmmhh.. Kedengerannya masih blo’on ya! Kita ralat sedikit lagi. Aku narik nafas panjang, ku buang pelan-pelan, dan mulai ku baca.

            Bi, aku juga sayang ama bibi.
                Aku rasa, kalimat itu udah cukup untuk mewakilkan jawaban aku.
                Oya, besok temenin aku nyari barang ya!
                Sekalian first datenya kita!
                Besok jemput aku jam 4 sore yach!
                I love You..©

Yuuuhhhhhhuuuuuuuuuuu...........!!!!!!!
Yeaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh........!!!!!!!

Rabu, 22 Juni 2011

Rusuk

Aku percaya kalo segala sesuatu yang ada  di dunia maupun di langit ini di ciptakan berpasang-pasangan. Termasuk kita, manusia. Contohnya aja kayak ada bumi ada langit, ada syurga ada neraka, ada gunung ada laut, ada jantan ada betina, ada laki-laki ada perempuan (tapi ada juga yang banci si, contohnya si Amed), ada Bejo ada Iyong, ada Rony ada rokok. Secara pribadi aku sediri masih mencari tulang rusukku yang hilang gak nongol-nongol sampe sekarang. Ada banyak sih tulang rusuk yang nganggur trus berkeliaran di lampu-lampu merah, tapi pas ku coba pasang, gak ada yang bisa masuk. Mungkin nomernya yang gak pas kali ya!

            Aku gak ngerti mo nyari’ kemana lagi. Tapi aku yakin bahwa suatu hari nanti aku akan dapat rusuk. Yang sekarang jadi masalah, suatu saat nanti itu aku bakal dapetin rusuk yang bagus ato enggak?? Dapetin rusuk yang baru apa second alias udah di pake’ orang..?? Soalnya, aku pribadi pengen dapetin rusuk yang putih bersih luar dalem, bentuknya bagus, keren, mulus, trus kalo di pake’ gak bikin hati sesek.

            Aku juga sempet mikir, sebenarnya tempat yang paling bagus buat nyari tulang rusukku tu sebenarnya dimana ya? Ada yang bilang di mesjid lah, soalnya katanya aku bakalan dapetin iga yang solehah. Trus ada juga yang ngasi saran buat nyari rusuk di night club, biar dapat yang mulus dan agak-agak naughty dikit. Biar puas sampek tua katanya. Soalnya kata mereka, aku ulangi ”KATA MEREKA” iga yang sering nangkring di night club itu paham betul dalam berbagai gaya. Ada juga yang bilang tempat nyari rusuk yang bagus tu di kampus, biar dapet rusuk yang pinter. Akhh…. Pening lah.. Yang jelas semua itu gak jadi jaminan. Contohnya tetangga aku, ada yang dapet di Mushala. Ih, jijik aku. Tukang gosip. Trus ada juga kawanku yang MBA (Married By Accident) ama ceweknya yang hobinya clubbing, akhhh.. apanya yang cakep, mukaknya kayak pantat kuali. Eeehhh, gak taunya tu rusuk tukang bersih-bersih di night club. Pantes aja pantat kuali..!!!!!! Trus Om aku yang dapet sisa rusukya di kampus. Yah.. Ngo-ngop alias O’on bin bego’. Capek tau ngomong ma dia. Kagak nyambung-nyambung! Aku masih heran, kok tega-teganya bokapnya tante nyekolahin tu anak bego’. Aku fikir ini namanya udah eksploitasi anak. Anak seperti dia menurutku tempatnya itu di dalam rumah sakit jiwa bukan di Universitas. Sedangkan Dokter aja udah bilang, “Pak, anak bapak ini ada kelainan. Dia terlahir dengan otak berada di pantat. Jadi otaknya terkontaminasi oleh kotoranya sendiri. Makanya begok”.
Sebagai orang tua yang sangat sayang dengan anaknya, si bapak pun minta si dokter untuk mengoperasi anaknya untuk memindahkan otaknya ke tempat yang sewajarnya. Dokter pun menyanggupi, dan operasi selesai pada dua minggu kemudian. Dua bulan kemudian si bapak kembali kedokter sambil ngamuk-ngamuk.
Bapak              : dok, kenapa tolol anak saya tidak berubah? Kan udah di operasi.
Dokter : baik pak, akan saya periksa kembali.

Beberapa menit kemudian, dokter beserta si tante keluar dari ruang periksa.
Dokter             : Maaf pak, saya salah operasi. Ternyata yang saya angkat bukan otaknya, melainkan kotorannya. Jadi yang bersarang di kepala anak bapak sekarang adalah kototanya sendiri. Hal ini terjadi karena jarak dan bentuk antara otak dengan kotorannya sangat mirip dan berdekatan. Jadi sekarang anak bapak berfikir dengan taiknya. Maafkan saya pak! Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Si bapak pun miris dengan keadaan anaknya. Kenapa anaknya terlahir menjadi mamalia yang langka? Hampir aja tante aku rekomendasikan ke Ragunan. Dengan berat hati, penuh rasa iba, dan kesedihan pelan-pelan dipandangnya anaknya yang berada tepat di belakangnya. Saat dia melirik ke belakang, anak nya sedang asyik kayang gak jelas di atas kasur pasien. Saat itu juga bapaknya wafat, dan si dokter ikutan sakit jiwa.

            Oke, sampek disini apa kelen bisa kasi saran…??? Bukan cara nyembuhin tante aku. Biarin aja dia kayak gitu sampe’ akhir hayatnya. Aku Cuma minta saran bagaimana lagi kiat untuk mendapatkan tulang iga yang baik luar dan dalam.

Sebenernya aku tu pengen cepet-cepet ketemu ma tulang iga ku. Tapi kira-kira dimana ya? Kata kawan ku, dari ketiga tempat diatas tu, yang paling penting dan benar itu di mesjid. Lah… gimana mau ketemu di mesjid, wong aku aja jarang ke mesjid…!!!!
Hehehehe….
Pisss God..!!
Hussshh…!!
Pamalih..!!

Kata orang tua dulu, jodoh kita itu katanya mirip sama kita. Bener nggak? Menurut kalian? Kalo menurut aku sih, mudah-mudahan hal itu cuma mitos semata. Pikirin aja sendiri, mirip ama kita gitu lo. Jadi kalo kalian para pejantan yang mukanya sangar dan berewoknya tumbuh liar seenaknya, siap-siap aja kelak punya bini yang berewokan juga. Aku sempet ngayalin si Billi temen kampus yang badannya gede segede’ Badak Jawa yang hobinya fitness. Mungkin setelah kawin nanti kerjaannya tiap malem adu panco ama bininye. Trus Mulkan yang punya bulu dada bejibun. Aku rasa malam pertamanya ama bininye dia bakalan begadang gara-gara kebingungan nyari puting susu tete bini’nye yang lenyap entah dimana di tutupin bulu yang gak kalah lebatnya sama bulu dada Mulkan. Mulkan yang udah konak berat dimalam pertamanya gak mau nyerah nyari’ puting susu. Setelah 4 jam lamanya mencari puting,
“Haaa.... ketemu...!!!!!!!” Mulkan njerit kesenangan.
“Kukuruuyuuuukkkk....!!!”
“Tok..tok...tok... Mulkan... bangun.... udah pagi tu...!!” tereak nyokap Mulkan bangunin.
“Anjiiinggg...!!!” Mulkan jerit stress. Akhirnya dia mutusin untuk menyelesaikan ini semua sendirian di kamar mandi.
Tragis.
Lebih-lebih Bejok. Cita-citanya tinggi. Pengen punya bini yang cakep dan tete nya gede’ kayak Alisa Cuthberg atau Megan Fox. Apakah cita-cita itu harus pupus gitu aja dengan memiliki istri yang kepalanya juga gede’ tapi tidak pada tete nya? Dan Bule’, sungguh malang nasib dia. Haruskah dia juga menikahi wanita cacat? Apa tidak cukup dia saja yang cacat?

Balik lagi ame rusuk. Aku pernah punya pacar pas waktu SMA dulu. Tapi yang satu ini beda dengan mantan-mantan yang laen. Aku sempet cinta mati ama tu betina. Aku juga gak tau kenapa! Sampe-sampe aku pernah niatan bakal ikhtiar sekuat tenaga buat cepat-cepat namatin kuliah, trus cepet-cepet dapetin kerjaan yang layak, trus ngetok pintu rumahnya, jumpain emak bapaknya, minta izin ama mereka buat ngambil anaknya dari tangan ortunye. Ya, tapi tetep aja, putus. Dari situ aku ngambil kesimpulan, bahwa tulang rusuk yang kita cari-cari selama ini bukan berarti cinta. Semuanya bersifat abstrak. Masih belum bisa di tebak-tebak. Contohnya lagi kayak temen aku. Dia pernah pacaran selama lima taon. Trus, waktu dia mutusin untuk naik tingkat yang lebih tinggi ke jenjang pernikahan, camernya (calon mertua) malah gak ngerestuin. Trus kayak sinetron-sinetron legenda seperti “Tersanjung”, si camer yang wataknya antagonis selalu berusaha untuk misahin si anak dengan cintanya. Sampe’-sampe’ bokapnya tu cewek ngurus anaknya pindah tugas kerja sampe ke Pantai Gading (gak ding, aku aja yang sukak lebay). Trus, gara-gara putus asa, akhirnya mereka putus secara paksa oleh si camer. Temenku sempet putus asa. Hampir gila malah. Karena support dari temen-temen dan keluarganya, akhirnya dia bangkit. Bulan depannya dia dapet gebetan baru. Ya walaupun aku tau itu cuma sekedar pelarian. Tapi mereka cuma butuh satu bulan aja. Satu bulan setelah jadian, mereka langsung married.

Setelah sekian lama gak ketemu, pas aku pulang ke Medan waktu itu, aku ketemu juga ama dia. Ya selayaknya kawan lama yang udah lama gak jumpa, kami pun ngobrolin nostalgia tentang masa lalu. Dimulai dari dia ngeledek aku tentang masa lalu aku ama mantan aku, bla..bla..bla..!! Aku yang bertitle orang yang mahir nge-godain, tanpa ampun memberikan serangan balik. Aku bongkar secara sengaja cerita-cerita memalukan saat dia PDKT ama si mantan sampek cerai paksa gara-gara gak dapet stempel legalisir oleh si camer. Mimiknya langsung berubah drastis. Dari nostalgia yang indah penuh tawan dan canda, tiba-tiba hening. Semua tersentak saat mimiknya yang berubah menjadi lebih pendiam dan merona kesedihan. Di sela-sela itu semua, dia ngaku kalo sebenarnya dia masih sangat mencintai sosok sang mantan. Dia merasa sampai sekarang belum ada perempuan yang mampu menggantikan sosok sang mantan di hatinya.  Dan tentang pernikahan ini, ini hanya naluri dan semangat seorang manusia dan seorang lelaki untuk tetap melanjutkan hidupnya. Ia trauma jalanin hubungan yang lama kalo toh akhirnya mentok putus juga. Makanya dia mutusin untuk gak berlama-lama pacaran. Dan tentang seorang anak darah dagingnya yang baru saja lahir ke dunia, ia berkata kalau anaknya itu bukan buah cintanya, tapi buah perkawinan. Karna ia tak pernah cinta dengan istrinya. Dia mengatakan semua ini di suasana malam yang dingin dan hening. Dengan tertunduk, dia menelan mentah-mentah penderitaannya dan sakit hati yang sangat berbekas dan tak kunjung sembuh hingga bernanah. Sekian lama, dia dustai istri dan dirinya sendiri. Dia simpan derita itu sendiri, dan ber-acting di depan semuanya. Sampe’ sekarang. Sampe’ detik ini istrinya gak tau kebenaran yang sebenarnya.

Setelah tertunduk dan hening beberapa menit, dia pun bangkit. Sedikit berbalik badan dengan kepala tetap merunduk. Saat badannya telah sempurna berbaik, dia berbicara pelan dan lirih, “aku balik duluan ya!”. Setelah itu ia pun berlalu begitu saja. Berlalu dengan air mata. Jujur aku terharu dengar cerita ini. Dramatis dan tragis. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, sehebat inikah “CINTA”? Apakah “CINTA” sesakit ini? Dari cerita yang memilukan ini langsung berfikir dan menarik sebuah kesimpulan bahwa bukan cinta mati yang kita butuhkan untuk medapatkan tulang rusuk yang masih berkeliaran. Semuanya masih misterius. Semua masih tersimpan rapi di jurnal perjodohan sang Illahi. Kita sebagai hambanya yang tak ada daya tapi harus berupaya, hanya bisa pasrah.

Di sela-sela keheningan dan kesedihan teman tragisku, Kedol biasa ku panggil namanya, teman terdekat ku yang ikut menyimak cerita miris ini, tak mau kalah dan mengambil suara.
PRREEETT…
DUUUTTT….
Anjiiinggggg…..
Bauknya gak nahan! Kedol Jahanam.

            Dengan entenganya dia berkata, “Sory brother, si Komo numpang lewat!
Hening.

Surat cinta mereka menurut profesi

     Aku terkadang suka’ mikir, dari sekian orang pinter yang ada di kampus yang mukanya pada aneh-aneh, yang setiap harinya hanya membahas soal-soal, bergelut dengan persamaan-persamaan, selau berfikir secara analisa, yang seharian adanya cuma di depan komputer, atau ngendap seharian di dalam laboratorium, apa mereka semua pernah berfikir tentang indahnya dunia ini? Apakah mereka pernah jatuh cinta? Ataukah orang-orang seperti mereka punya orientasi seksual yang lain daripada yang lain? Seperti misalnya mereka hanya ereksi setiap kali melihat angka. Oke, hal itu gak mungkin, fantasiku yang terlau berlebihan kawan. Kalo hal itu terjadi mungkin buku-buku di dunia ini gak ada yang tahan lama di tangan mereka. Hari ini beli, malemnya udah pada sobek dan berlendir semua. Atau pas dosen lagi jelasin invers matriks gaussian dengan nulis contoh soal di papan tulis dengan spontan mereka udah berbugil ria dan manjat-manjat dan menjilati papan tulis gak jelas. Oke, aku tau itu juga mustahil kawan. Mari kita coba dengan sesuatu yang lebih mendekati realita. Hmm, apa mungkin mereka birahi hanya dengan cewek yang punya tato rumus phitagoras di bokong? Kayaknya itu juga gak mungkin.

            Bagaimana pun mereka juga manusia yang juga punya hasrat. Pasti mereka juga punya naluri menyukai ciptaan tuhan yang paling indah dunia yang sering kita sebut PEREMPUAN. Yeeaaahhh...!! I Love Girls.
Yang sekarang jadi beban di dalam fikiranku, metode yang bagaimana yang mereka lakukan saat mereka mendekati seorang perempuan? Apa mungkin mereka mendekati perempuan dengan cara orang jaman dulu dengan menggunakan kertas yang biasa mereka gunakan sebagai media untuk memecahkan soal? Kalo hal ini benar, sesuai dengan versi imajinasi ku, mungkin seperti inilah jadinya surat cinta yang mereka buat :


Untuk tersayang
Tiga minggu yang lalu…
Untuk pertama kalinya kulihat kau berdiri tegak lurus lantai
Kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5×5
Satu minggu kemudian aku bertemu kau kembali…
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Limit cintaku bagaikan limit tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikan
hukum kekekalan trigonometri sin2+cos2 = 1
Kurasakan dunia yang bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang
Semakin hari kurasakan cintaku padamu
bagaikan grafik fungsi selalu naik yang tidak memiliki nilai ekstrim.
Hanya ada titik belok horizontal yang akan selalu naik
Kurasakan pula kasihku padamu
bagaikan grafik tangen (90
0 < x < 2700)
Namun aku bimbang…
Kau bagaikan asimtot yang sulit bahkan tidak mungkin kucapai
Aku bingung bagaikan memecahkan soal sistem persamaan linear
yang mempunyai seribu variabel dan hanya ada 100 persamaan
Bahkan ekspansi baris kolom maupun Gauss Jordan pun tak dapat memecahkannya


Salam sayang dari orang yang selau memikirkanmu secara kontinyu dan tak hingga
“.....”

            Fuiiccchhh..... Terlalu sedih hidup mereka. Tapi mau tak mau ini adalah cara mereka dalam mengungkapkan cinta. Mereka juga laki-laki sejati.

            Selain mereka, aku juga bingung ngeliat para supir-supir angkot kita dalam mengungkapkan cinta. Kenapa kawan? Karena aku melihat selalu ada isi hati yang mereka tuangkan secara kreatif lewat kata-kata dan tulisan yang jelas dan tegas di pantat-pantat mobil mereka (untung aja gak dipantat sopirnya). Apa jadinya jika mereka nembak cewek yang mereka suka dengan surat? Tentu hasilnya akan beda dengan orang pinter buat.

            Bagaimana jadinya kalo hal ini terjadi? Kira-kira jadinya akan seperti ini. Aku pernah bayangin pas abang-abang supir angkot narik pagi-pagi, trus ada mahasiswi yang cakep naek mobilnya, trus si sopir yang nafsunya lagi menggebu-gebu langsung jatuh cinta ama tu cewek. Besoknya dia lewat lagi di tempat yang sama dan di jam yang sama pula. Yup, misi sukses. Si cewek naek angkotnya lagi. Hal itu berlangsung secara berulang-ulang di setiap harinya. Cinta yang di rasakannya kian hari kian menjadi. PeDeKaTe pun di mulai. Sampai suatu hari dimana dia merasa telah mendapatkan hari yang tepat untuk nembak. Entah srategi apa yang dilakukan si sopir hingga si cewek gak menyadari kalo si supir secara diam-diam nyelipin surat cintanya ke dalam tas si cewek. Pas si cewek sampek kampus masuk kelas dan ngambil buku buat nyatet, dia ngeliat ada sepucuk surat beramplop warna merah jambu bergambar hello kitty dan ada bekas olinya. Spontan tu cewek baca suratnya yang isinya kira-kira gini :


Dear  adek “...” tercinta...
Saat pertama kali adek naek angkot abang pagi hari itu, Abang langsung jatuh hati dengan kecantikan adek. Abang yang dulunya AN3DIS!!! (ANTI GADIS)” karena pernah di kecewakan oleh pacar abang yang dulu yang juga berawal dari penumpang abang. Tapi adek berbeda dengan dia. Dia itu "UCOK= Uang Cukup Ongkos Kurang".  Tapi adek berbeda. Sifat adek telah meluluhkan hati abang. Padahal abang hampir aja berubah fikiran untuk jadi homo. Adek lah yang udah mengubah segalanya.

Dear adek “...” tersayang..
Sejak pagi itu, abang mutusin untuk NEW FEAR THE ME ADEK (Nyupir demi adek)”. Makanya setiap pagi abang selalu sempetin narik lewat rumah adek di jam yang sama. Hati abang udah bulat untuk nikahin adek. Itu pun kalo adek berkenan. Abang gak perduli kalo nanti abang punya MER - 123 - LUCK (Mertua Galak”). Walaupun cinta kita tak di restui oleh mamanya adek. Karna abang benar-banar cinta adek dengan setulus hati abang.

Dear adek “...” terkasih...
            Kalo memang adek berkenan, maukah adek temenin abang untuk nonton layar tancep nanti malem? Malem ini ada layar tancep di deket pangkalan abang, dan filmnya bagus. Judul filmnya CAN’T ARE ROCK (Ken Arok)”. Abang pengen adek bisa ikut sebagai first date kita.

Dear adek “...” tercantik...
            Abang tau abang ini gak punya harta. Abang juga ngerti kalo abang ini jelek. Orang-orang di pangkalan sering bilang “Moe K Sue Fear 1/3 Rong (Muka Supir seperti garong)”. Tapi kalo adek nerima cinta abang, abang janji gak akan ngecewain adek. Ya, walaupun nanti kita gak akan punya rumah yang mewah, dan hanya beralaskan kasur yang dekil, tapi demi cinta "be are the kill us all come f??k (BIAR DEKIL ASAL KOMPAK)”, kita pasti akan bahagia. Abang gak akan membiarkan adek kekurangan makan. Abang rela di bilang “SO FEAR SHE N THINK (Sopir Sinting)” karena narik seharian gak ada berhenti “THE ME anak IS 3 (DEMI ANAK ISTRI)”. Walaupun nanti abang di bilang kawan-kawan di pangkalan sebagai “BE YOUNG CARE ROCK (Biang Kerok)” yang bikin sewa mereka sepi,tapi abang gak perduli. Karena abang punya prinsip "BERSATU DI PANGKALAN BERSAING DIJALANAN".

Dear adek “...” termanis...
            Abang mohon agar cinta abang yang suci ini diterima dan di balas dengan cinta. Walaupun kita ini jauh berbeda alias "Ora Sama Bin Lain", walaupun “Cintaku Berat Di Bensin”, tapi abang sangat berharap kita dapat bersatu. Abang gak mau kita “Bercinta di Bis Berpisah di Terminal”. Karena “PUTUS CINTA… sudah biasa…PUTUS ROKOK… merana…PUTUS REM… matilah kita…”.

Dear adek “...” tersegalanya...
            Sekali lagi abang mohon agar adek tidak menolak cinta abang. Asal adek tau aja, abang ini "besar di rantau, tua di jalan". Jadi kawan-kawan abang di kampung banyak yang “Ja500Let (Jago Pelet)”. Semoga cinta kita bersatu, dan hidup bahagia. Oya dek, satu lagi. Tadi pas adek bayar ongkos buat pergi kekampus, uangnya kurang gopek. Kalo adek nerima cinta abang, abang akan ikhlas. Tapi kalo adek nolak cinta abang, tolong ongkosnya di lunasi dek.

                                                            Dari orang selau mencintaimu sepanjang jalan
                                                                                    “Abang supir angkot

            Dan aku yakin alhasil dari surat cinta ini adalah patah hati buat si sopir. Dan si cewek mau gak mau harus mau karna menanggung malu untuk melunasi sisa ongkos. Si cewek, Saking bencinya ama tu sopir, pun langsusng bunuh diri setelah ngelunasin sisa ongkos karna takut kena pelet ama tu sopir. Nasib si abang sopir, akhirnya sukses jadi homo. Selamat buat abang sopir angkot! Aku gak akan mau naek angkotmu bang. Dan yang terakhir, aku turut berduka cita yang sedalam-dalamnya buat si cewek dan keluarganya.